Oleh: Wahyudi Muthallib, S. Pd.*
Bismillah. Saya buka tulisan ini dengan kabar gembira dari Allah Ta’ala, QS. Ar-Ro’d ayat 24.
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ
Dan keselamatanlah untuk Kalian sekeluarga (Surga Adn) atas kesabaran kalian waktu di dunia.
Bagi sebagian orang tua, kalimat tidak kerasan/betah menjadi hal yang sangat menakutkan, membuat pikiran carut-marut, kerja tidak fokus dll.
Tetap tenang, kendalikan emosi, mari saya ingin berbagi sedikit, sebagai orang yang bertahun-tahun berada di bagian yang berhadapan langsung dengan santri yang Indisplin/istimewa, tidak kerasan/betah dengan berbagai macam latar belakang persoalannya dan masih banyak lagi.
Semua orang tua pasti menginginkan putra/putrinya menjadi anak sholeh/ah, perlu kita ketahui bersama bahwa, anak menjadi sholeh/ah membutuhkan proses, tidak instan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kira-kira begitulah kalimat yang sering kita dengar.
Apalagi anak berada di pesantren, bertahun-tahun berada di rumah, berada pada pelukan kasih sayang orang tua, tiba-tiba datang suatu masa dimana mereka harus berpisah nan jauh dari orang tua, tentu ini hal yang sangat berat, berpisah dari kehidupan yang nyaman, semua serba ada, serba dilayani dan masih banyak lagi.
Hari ini para orang tua (Khususnya kls 2 KMI) dihadapkan dengan persoalan beberapa santri yang tidak kerasan/betah dan di antara mereka ada yang berhenti, tentu rasa khawatir pada anak-anak yang masih di pesantren itu pasti ada, begitulah orang tua.
Ketika hal itu terjadi, wahai para orang tua mari sejenak kita renungi, pada hakekatnya anak adalah ujian, disaat sekarang ini Allah ingin melihat sejauh mana kesabaran dan kesungguhan orang tua dalam menghadapi berbagai macam ujian yang ada, mari terus kuatkan do’a kepada sang pemilik hati di sepertiga malam.
Sabar, sabar juga ketika terus berlelah-lelah mengantar bolak-balik anak-anak masuk ke luar pesantren. Belum badan merebah, tiba-tiba anaknya menelepon sebab sakit, yang mau tidak mau harus segera ditengok walau badan bermandikan lelah dan keringat. Apalagi yang anak-anaknya pernah merasa tidak kerasan dan tidak betah di pesantren. Ada masa, sabar betul-betul diuji antara menyerah dan terus berjuang sebab jenuh hampir tiap hari mengantar anak-anaknya bolak balik pesantren dengan segala macam bujukan.
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
وَمَا اللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ
Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan.
والله المستعان
والله يهدينا جميعا
*Guru di KMI Al-Ishlah Bondowoso